selamat siang kawan-kawan
siang ini bosen banget gua. duduk dua jam hanya untuk dengerin si mentor ngomong. meski harus mengikuti aturannya segala lagi. di suruh nulis profil diri di blog gaes. gak jelas banget kan. traning gak jelas meski wajib di ikuti gaes.
kenalin blog mania. nama gua Muhammad Abdul Qoni' Akmaluddin. panjang banget kan gaes. loe pasti sulit untuk mengenalnya. meski panjang nama ini mempunyai makna yang dalam gaes. hmmmmmm. kalau kepanjangan loe boleh manggil gua akmal gaes. Abdul juga bisa sihh. terserah loe aja yang penting loe kenal gua.
sekarang gua lagi belajar di UIN SuKa, jurusan gua kata orang-orang gak jelas banget gaes. bahkan temenku yang kurang ajar mengatakan " Loe mau Jadi apa kalau lulus" menyakitkan banget kan gaes. gua sih cuek aja emang begitu kenyataannya. gua sih nyantai aja jawabnya emang loe Tuhan kok ngatur-ngatur kerjaan gua. hahahhahah sok agamis banget kan padahal gua bajingan gaes. hmmm tertarik omongan dosenku banjingan Akhirat maksudnyan gaes.gua sih cuek ketika di tanya pekerjaan mau jadi apa. yang jelas suatu saat nanti aku yakin nasibku lebih baik dari anda. wkwkwkwk optimis banget kan. maklum pengikut paham positivisme hahaha.
membaca cerita jurusanku yang gak terlihat gak jelas di atas pasti loe bertanya-tanya ya?
mungkin loe memprediksi gua jurusan filsafat, sejarah, sosiologi, atau perbandingan agama. hmmmm bukan gaes!! hahahaha itu mah saudaranya jurusanku gaes
gua sekarang belajar di jurusan pengembangan masyarakat islam.
pasti loe mikir makanan apa lagi iku
asing banget kan terdengarnya
gini gaes coba ku definisikan jurusanku
jurusankan salah satu cabang ilmu sosial gaes. seperti sosiatri.
pasti loe kaget dan terperanga. HAH Sosiatri ?
nasi di kasih teri atau apa ?
makanan tipe bagaimana lagi itu?
kok gak jelas banget sih
gua baru dengar malahan
hmmmmmm. sudah tak prediksi kawan-kawan pasti loe akan bertanya-tanya dan bahka kaget membacanya.
ihhh loe kurang gaul amat kagak tau sosiatri.
loe selama ini main dimana sih gaes
loe kuper banget.
hihiihihihi gua sih mencoba membela diri
begini loe gaes tafsiran dari jurusanku
pengembangan masyarakat islam kalau di kampus sekuler biasa di kenal sosiatri ini. memang sangat jarang di temukan hanya ada di kampus elit-elit aja sih adanya seperti UGM, UIN SuKan macam sekelas kaya gitulah
pengembangan msyarakat atau biasa di kenal sosiatri itu salah satu disiplin ilmu yang mempelajari fenomena masyarakat. semacam sosiologi gitu sih.
emang itu salah satu cabang sosiologi gaes cuma bedanya ini di praktisnya
kami biasa menyebutnya sebagai teknik sosial wkwkwkwkwk
makin gak jelas kan.........
begini nih lebih jelasnya mengenaib difinisi jurusanku salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang fenomena yang terjadi di masyarakat. membantu memberdayakan masyarakat, membantu masyarakat pinggiran supaya bisa berkembang dan maju. membela hak-hak rakyat proletar bahkan marjinal dan lain-lain. pokoknya yang membantu kesejahteraan deh. membantu masyarakat.
keren kan gaes kelihatannya
kelihatan seperti super herokan yang suka menolong orang yang kesusahan. padahalm orang-orang yang ada didalamnya masih perlu diberdayakan. atau bisa dikatakan kita sendiri aja belum berdaya mau memberdayakan orang lain . xiixixixi
sebagaimana para nabi, filsuf, dan para sosiolog mereka di kenang karena jasa-jasanya seperti itu. wkwkkwk
katanya nabi muhammad kan Koirunnas An-fa'ahum linnas atau istilah jermannya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
sebagaimana yang diakatakan oleh filsuf barat tapi gua lupa namanya sihhh maklum kebanyakan teori
apabila loe melihat ketertindasan dan loe hanya diam maka itu namanya pecundang dan tindakan penghiatan
HAHAHAHA Ayikkan gaes
Ngopi Yukkk!!!!
merunungkan dunia dalam secangkir kopi
Selasa, 07 Maret 2017
Kamis, 12 Januari 2017
lika liku kisah cinta
Ku
Biarkanmu Berkelana Dulu
Waktu menunjukkan pukul 04.35. mata masih melek belum
bisa terpejam. Akibat dari kopi “NgOlet” pemberian kawan dari negeri antah
barantah. Dan akhirnya ku tulis sebuah surat untukmu kekasih, yang hanya dalam
bayang semu. Inisiatifku menulis lembaran ini hanya untuk meluapkan diksi-diksi
kata yang ku bayangkan bersama malam yang telah berganti menjadi fajar. Dan
setelah ku bosan menyelami kata yang dirangkai Sri Margana dalam bukunya yang
berjudul “ Perebutan Hegemoni Blambangan”. Di ruang kamar asrama yang sunyi
melihat kawan-kawan berbaring seperti teri yang di jemur di seberang jalan
menuju kampung halamanku.
Mesin waktu sudah berganti dari malam menjadi fajar.
Fajarpun hilang bersama terik matahari yang muncul dari jendela kamar.
Tiba-tiba aku teringat namamu kasih yang sudah lama menghilang. Aku tak tahu
kembalinya namamu di ingatkanku karena apa. Padahal, sudah lama hilang bersama
kesibukan yang ku jalankan. Aku teringat jelas celotehmu ketika mengingatkanku
jangan begadang, tapi itu dulu sayang.
Walaupun aku tak mampu membayangkan dirimu sekarang
seperti apa. Keyakinanku masih sama, bahwa kau juga masih cinta dan sayang. Hal
itu yang ku rasakan sekarang, sehingga menimbulkan sebuah keyakinan.
Ku tahu sekarang sudah ada pujaan hatimu yang baru. Yang
tak mampu ku sebutkan namanya karena aku takut cemburu. Tapi diksi ini tetap ku
rangkai. Sebagai pelampiasan rinduku padamu yang amat dalam.
Keyakinanku mengenai kamu masih cinta dan ingin kembali
bersamaku. Bukan hanya ku rasakan pada dentakan hatiku. Aku juga menafsirkan
dari perilakumu yang kadang masih mencari dan menghubungiku. Entah kamu sering
mengela bagaimana suasana hatimu. Tapi itu tak mematikan optimismeku.
Bodoh memang “Aku”. Begitu ku marasakannya. Apakah
perasaanku mungkin sudah mati karena telah lama ku bungkam. Sehingga aku tak
mampu untuk membuka lembaran baru. Spekulasi sepertimu, mencintai orang lain
dan mencoba memaksakan cinta juga sudah ku lakukan. Tapi nasibku mungkin tak
seperti dirimu yang mudah mendapatkan. Mungkin karena doktrin keyakinanku suatu
saat bisa bersamamu, kuat menancap dalam lubuk hati yang dalam. Sehingga aku
lupa pada kehidupan cinta. Dan mati dalam rasa.
Diksi-diksi ini ku rangkai untuk ku berikan padamu. Sayang
kamu adalah kekasih yang telah lama menghilang. aku merangkai diksi ini bukan
karena ku ingin kamu kembali kepadaku, sekarang!!. Tapi, untuk mengingatkanku
bahwa aku pernah mencintai gadis sepertimu. Sebelum ajal menjemputku sayang.
Bukan pula berarti aku tak meninginkanmu kembali padaku.
Tapi, kau tahu bukan itu maksudku sayang. Kenyakinanku ketika kamu kembali
kepadaku sekarang hanya akan mengulang kisah atau nasib yang dulu. Karena hanya
bahagia semu yang ditawarkan dan akan menghilang pula bersama dengan kesemuan .
Itu alasanku sayang, karena sekarang aku belum siap untuk mendampingimu.
Semua ku lakukan karena aku sangat mengharapkanmu kembali
padaku. Aku sangat rindu kamu dan berharap kamu kembali padaku tapi bukan hanya
untuk sementara waktu. Ku hanya bisa yakin, bahwa kita mampu.
Alasanku seperti itu, ku putuskan setelah ku menikmati
perdebatan cantik antara setan dan malaikat. Yang sering orang mendiskripsikan
mereka sebagai tokoh baik dan buruk. Tapi, menurutku itu yang membodohkan tanpa
mengetahui penyebabnya dulu. Hmmmmm, eh tapi gak papa barangkali aku menemukan
keunikan itu.
Setan berkata kepadaku
dengan bisikan yang sangat lembut. “Mas, ayo ditembak lagi aja, lha wong dia
juga masih cinta sama kamu”.
Tapi malaikat dengan
bijak mengingatkanku supaya ku ngak terjerumus pada lubang yang sama seperti
dulu. Malaikat mengatakan “ jangan mas, jangan !! dengan (nada agak sedikit
dikeraskan). Inget dulu ketika kamu memutuskan dia, katanya kamu ingin
mendekatkan diri pada Robbmu”.
Perdebatan
setan dan malaikat menemaniku sampai fajar menghilang. dengan perdebtan yang
sangat panjang. Yang tak mampu aku menuliskan semuanya takut terlalu panjang.
Dari perdebatan itu, akhirnya ku menemukan keputusan seperti itu walau
terdengar agak konyol seperti sifatku yang sudah kamu mengerti dulu.
Mentari sudah nonggol dan memperlihatkan
kewibawaannya. Tapi, aku masih sibuk merangkai kata tuk ku berikan padamu.
Hingga akhirnya surat terselesaikan dan sebuah bait puisi telah ku lukiskan.
Merah Delima
Merahmu
delimaku
Kini
hilang di makan senja
ku
ingin menyusun bersamamu
tapi,
delima sudah di makan serigala
aku
kini hanya mampu pasrah dan berserah
terhadap
kuasa Tuhan yang masih mempunyai jalan
tapi
aku malu karenaku bukan seorang pejuang tapi seorang bajingan.
Bait-bait ini ku rangkai dengan penuh pengharapan. Dengan
diksi yang mudah supaya semua orang mudah menafsirkan. Sehingga, mereka tahu
cintaku padamu amatlah dalam.
Sekarang usiamu sudah beranjak dewasa. Dan usiaku sudah
mendekati tua. Semoga kamu tahu dan mengerti makna kata cinta yang sebenarnya.
Semoga kamu tahu pula alasanku kenapa kau ku lepaskan dulu. Dan sekarang ku
biarkan kau menari bersama pujaan hatimu yang baru. Itu karena ku ingin
membebaskanmu. Ku ingin kamu mengali sendiri tentang makna cinta yang
sebenarnya. Sehingga, kamu benar-benar merasakan cinta kepadaku. Dan aku juga
tak mau membuat noda dan cerita konyol bersamamu, dengan perbuatan yang
melampui nafsu.
Ujian Nasional(UN) sebentar lagi kamu hadapi. Itu artinya
kamu sudah sedikit melewati masa labilmu. Menentukan bangku perkuliahan sebagai
penghabisan masa studi di bidang favoitmu. Bukan karena ego pula semoga kamu
menentukan itu.
Hentikan main hape dan nonton tv, belajar, belajar, dan
belajar. Mungkin ini yang bisa ku suarakan yang mungkin membuat panas di
telinggamu. Dan membuatmu bosen karena diperlakukan seperti anak kecil.
Alasan sederhana sebetulnya yang ku miliki untuk semua
itu. Agar kamu tak ter hegemoni dengan dunia modern sehingga lupa pada esensi
kehidupan mungkin itu kata yang pinjam dari gramchi seorang filosuf. Atau juga
aku tak mau, kamu secara pelan-pelan mendewakan hape. Dan mengantungkan hidupmu
pada hape. Sehingga, suatu saat kamu tak yakin pada tuhanmu. Itu juga alasan
kenapa aku melepasmu supaya kamu tak mengantungkan hidupmu padaku. Sehingga
mengangapku raja. Dan demikian aku tak mau mengantungkan hidupku padamu
sehingga menggap kamu adalah ratu. Sebagaiman pernyataan nietchee yang tak
percaya pada tuhan dan mengatakan tuhan telah mati.
Aku tak mau melanjutkan tradisi hegemoni itu kepadamu.
Jadi tak ada kata yang pantas terucap dari mulutku selain kata maaf. Dan
berdo’a setiap sujudku agar suatu saat kita dapat bersama dan bukan untuk
sementara waktu.
Biografi
Penulis
Sebuah desa di pelosok kabupaten pingiran jawa tengah,
rembang pada tanggal 12 mei 1997, aku dilahirkan. Abi dan Umiku dulu memberi
nama saya Muhammad Abdul Qoni’ Akmaluddin. Alhamdulillah sampai sekarang masih
sama. Sekarang sedang mencoba mendalami ilmu di lembaga keilmuan yang ada di Yogyakarta,
UIN Sunan Kalijaga namanya. Kecintaanku pada dunia sosial sehingga aku
termotivasi untuk mengambil Pengembangan Masyarakat Islam. dan sekarang saya
masih semester satu. Sedang sibuk dengan aktifitasku yang gak jelas. Mencoba
menjadi bagian dari divisi hura-hura di Lembaga Pers Mahasiswa(LPM) ARENA UIN
Sunan Kalijaga. Selain mencoba di divisi hura-hara di LPM ARENA. Saya juga
mencoba mengambil bagian di Corps Dakwah Masjid Syuhada (CDMS). Menjadi salah
satu kontributor pada komunitas sosial di “Forum Anak Jogja”. Dan menjadi anak
pungut di “lingkar diskusi al –buruuj”, Intelektual Youth Summit Yogyakarta.
Pernah juga menjadi bagian dari kehidupan Pelajar Islam Indonesia(PII).
Walaupun ngak jelas, saya mempunyai motto hidup juga mungkin ngak jelas juga “Esensi
hidup adalah kematian, maka bermanfaat dan bergunalah dengan orang lain. Supaya
mati nanti dipersentasikan juga oleh orang lain.”
Ku
Biarkanmu Berkelana Dulu
Waktu menunjukkan pukul 04.35. mata masih melek belum
bisa terpejam. Akibat dari kopi “NgOlet” pemberian kawan dari negeri antah
barantah. Dan akhirnya ku tulis sebuah surat untukmu kekasih, yang hanya dalam
bayang semu. Inisiatifku menulis lembaran ini hanya untuk meluapkan diksi-diksi
kata yang ku bayangkan bersama malam yang telah berganti menjadi fajar. Dan
setelah ku bosan menyelami kata yang dirangkai Sri Margana dalam bukunya yang
berjudul “ Perebutan Hegemoni Blambangan”. Di ruang kamar asrama yang sunyi
melihat kawan-kawan berbaring seperti teri yang di jemur di seberang jalan
menuju kampung halamanku.
Mesin waktu sudah berganti dari malam menjadi fajar.
Fajarpun hilang bersama terik matahari yang muncul dari jendela kamar.
Tiba-tiba aku teringat namamu kasih yang sudah lama menghilang. Aku tak tahu
kembalinya namamu di ingatkanku karena apa. Padahal, sudah lama hilang bersama
kesibukan yang ku jalankan. Aku teringat jelas celotehmu ketika mengingatkanku
jangan begadang, tapi itu dulu sayang.
Walaupun aku tak mampu membayangkan dirimu sekarang
seperti apa. Keyakinanku masih sama, bahwa kau juga masih cinta dan sayang. Hal
itu yang ku rasakan sekarang, sehingga menimbulkan sebuah keyakinan.
Ku tahu sekarang sudah ada pujaan hatimu yang baru. Yang
tak mampu ku sebutkan namanya karena aku takut cemburu. Tapi diksi ini tetap ku
rangkai. Sebagai pelampiasan rinduku padamu yang amat dalam.
Keyakinanku mengenai kamu masih cinta dan ingin kembali
bersamaku. Bukan hanya ku rasakan pada dentakan hatiku. Aku juga menafsirkan
dari perilakumu yang kadang masih mencari dan menghubungiku. Entah kamu sering
mengela bagaimana suasana hatimu. Tapi itu tak mematikan optimismeku.
Bodoh memang “Aku”. Begitu ku marasakannya. Apakah
perasaanku mungkin sudah mati karena telah lama ku bungkam. Sehingga aku tak
mampu untuk membuka lembaran baru. Spekulasi sepertimu, mencintai orang lain
dan mencoba memaksakan cinta juga sudah ku lakukan. Tapi nasibku mungkin tak
seperti dirimu yang mudah mendapatkan. Mungkin karena doktrin keyakinanku suatu
saat bisa bersamamu, kuat menancap dalam lubuk hati yang dalam. Sehingga aku
lupa pada kehidupan cinta. Dan mati dalam rasa.
Diksi-diksi ini ku rangkai untuk ku berikan padamu. Sayang
kamu adalah kekasih yang telah lama menghilang. aku merangkai diksi ini bukan
karena ku ingin kamu kembali kepadaku, sekarang!!. Tapi, untuk mengingatkanku
bahwa aku pernah mencintai gadis sepertimu. Sebelum ajal menjemputku sayang.
Bukan pula berarti aku tak meninginkanmu kembali padaku.
Tapi, kau tahu bukan itu maksudku sayang. Kenyakinanku ketika kamu kembali
kepadaku sekarang hanya akan mengulang kisah atau nasib yang dulu. Karena hanya
bahagia semu yang ditawarkan dan akan menghilang pula bersama dengan kesemuan .
Itu alasanku sayang, karena sekarang aku belum siap untuk mendampingimu.
Semua ku lakukan karena aku sangat mengharapkanmu kembali
padaku. Aku sangat rindu kamu dan berharap kamu kembali padaku tapi bukan hanya
untuk sementara waktu. Ku hanya bisa yakin, bahwa kita mampu.
Alasanku seperti itu, ku putuskan setelah ku menikmati
perdebatan cantik antara setan dan malaikat. Yang sering orang mendiskripsikan
mereka sebagai tokoh baik dan buruk. Tapi, menurutku itu yang membodohkan tanpa
mengetahui penyebabnya dulu. Hmmmmm, eh tapi gak papa barangkali aku menemukan
keunikan itu.
Setan berkata kepadaku
dengan bisikan yang sangat lembut. “Mas, ayo ditembak lagi aja, lha wong dia
juga masih cinta sama kamu”.
Tapi malaikat dengan
bijak mengingatkanku supaya ku ngak terjerumus pada lubang yang sama seperti
dulu. Malaikat mengatakan “ jangan mas, jangan !! dengan (nada agak sedikit
dikeraskan). Inget dulu ketika kamu memutuskan dia, katanya kamu ingin
mendekatkan diri pada Robbmu”.
Perdebatan
setan dan malaikat menemaniku sampai fajar menghilang. dengan perdebtan yang
sangat panjang. Yang tak mampu aku menuliskan semuanya takut terlalu panjang.
Dari perdebatan itu, akhirnya ku menemukan keputusan seperti itu walau
terdengar agak konyol seperti sifatku yang sudah kamu mengerti dulu.
Mentari sudah nonggol dan memperlihatkan
kewibawaannya. Tapi, aku masih sibuk merangkai kata tuk ku berikan padamu.
Hingga akhirnya surat terselesaikan dan sebuah bait puisi telah ku lukiskan.
Merah Delima
Merahmu
delimaku
Kini
hilang di makan senja
ku
ingin menyusun bersamamu
tapi,
delima sudah di makan serigala
aku
kini hanya mampu pasrah dan berserah
terhadap
kuasa Tuhan yang masih mempunyai jalan
tapi
aku malu karenaku bukan seorang pejuang tapi seorang bajingan.
Bait-bait ini ku rangkai dengan penuh pengharapan. Dengan
diksi yang mudah supaya semua orang mudah menafsirkan. Sehingga, mereka tahu
cintaku padamu amatlah dalam.
Sekarang usiamu sudah beranjak dewasa. Dan usiaku sudah
mendekati tua. Semoga kamu tahu dan mengerti makna kata cinta yang sebenarnya.
Semoga kamu tahu pula alasanku kenapa kau ku lepaskan dulu. Dan sekarang ku
biarkan kau menari bersama pujaan hatimu yang baru. Itu karena ku ingin
membebaskanmu. Ku ingin kamu mengali sendiri tentang makna cinta yang
sebenarnya. Sehingga, kamu benar-benar merasakan cinta kepadaku. Dan aku juga
tak mau membuat noda dan cerita konyol bersamamu, dengan perbuatan yang
melampui nafsu.
Ujian Nasional(UN) sebentar lagi kamu hadapi. Itu artinya
kamu sudah sedikit melewati masa labilmu. Menentukan bangku perkuliahan sebagai
penghabisan masa studi di bidang favoitmu. Bukan karena ego pula semoga kamu
menentukan itu.
Hentikan main hape dan nonton tv, belajar, belajar, dan
belajar. Mungkin ini yang bisa ku suarakan yang mungkin membuat panas di
telinggamu. Dan membuatmu bosen karena diperlakukan seperti anak kecil.
Alasan sederhana sebetulnya yang ku miliki untuk semua
itu. Agar kamu tak ter hegemoni dengan dunia modern sehingga lupa pada esensi
kehidupan mungkin itu kata yang pinjam dari gramchi seorang filosuf. Atau juga
aku tak mau, kamu secara pelan-pelan mendewakan hape. Dan mengantungkan hidupmu
pada hape. Sehingga, suatu saat kamu tak yakin pada tuhanmu. Itu juga alasan
kenapa aku melepasmu supaya kamu tak mengantungkan hidupmu padaku. Sehingga
mengangapku raja. Dan demikian aku tak mau mengantungkan hidupku padamu
sehingga menggap kamu adalah ratu. Sebagaiman pernyataan nietchee yang tak
percaya pada tuhan dan mengatakan tuhan telah mati.
Aku tak mau melanjutkan tradisi hegemoni itu kepadamu.
Jadi tak ada kata yang pantas terucap dari mulutku selain kata maaf. Dan
berdo’a setiap sujudku agar suatu saat kita dapat bersama dan bukan untuk
sementara waktu.
Biografi
Penulis
Sebuah desa di pelosok kabupaten pingiran jawa tengah,
rembang pada tanggal 12 mei 1997, aku dilahirkan. Abi dan Umiku dulu memberi
nama saya Muhammad Abdul Qoni’ Akmaluddin. Alhamdulillah sampai sekarang masih
sama. Sekarang sedang mencoba mendalami ilmu di lembaga keilmuan yang ada di Yogyakarta,
UIN Sunan Kalijaga namanya. Kecintaanku pada dunia sosial sehingga aku
termotivasi untuk mengambil Pengembangan Masyarakat Islam. dan sekarang saya
masih semester satu. Sedang sibuk dengan aktifitasku yang gak jelas. Mencoba
menjadi bagian dari divisi hura-hura di Lembaga Pers Mahasiswa(LPM) ARENA UIN
Sunan Kalijaga. Selain mencoba di divisi hura-hara di LPM ARENA. Saya juga
mencoba mengambil bagian di Corps Dakwah Masjid Syuhada (CDMS). Menjadi salah
satu kontributor pada komunitas sosial di “Forum Anak Jogja”. Dan menjadi anak
pungut di “lingkar diskusi al –buruuj”, Intelektual Youth Summit Yogyakarta.
Pernah juga menjadi bagian dari kehidupan Pelajar Islam Indonesia(PII).
Walaupun ngak jelas, saya mempunyai motto hidup juga mungkin ngak jelas juga “Esensi
hidup adalah kematian, maka bermanfaat dan bergunalah dengan orang lain. Supaya
mati nanti dipersentasikan juga oleh orang lain.”
Jumat, 18 November 2016
negeriku masih dalam impian
Negeriku
Masih Dalam Impian
mana
ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya didunia
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya didunia
dan
burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
mana
ada negeri sekaya negeriku?
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia
mana
ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi
-puisi
negeriku karya gus mus
Keadilan
yang ku dengar dulu dari kakekku seolah tak membekas dan kini menjadi abu.
Negeri yang gemah ripah loh jinawi yang sering menjadi kebanggaanku dulu, taat
kala ia bercerita mengambarkan indahnya negeriku seolah mati dalam angan. Alam
yang menawarkan keindahan dan memamerkan hasil buminya untuk dapat dinikmati
kini hanya tersisa hayalan belaka. Seperti donggeng seorang tuyul yang ingin
mendapat bulan yang menjadi candaanku dulu bersama kawan kawan sebaya. Indah
alamku seolah menjadi surga yang menjanjikan kenikmatan, biru lautku yang damai
ketika dipandang dan menjanjikan kenikmatan.
Semua itu hilang taat kala aku bisa membayangkan, betapa
sengsaranya mereka yang duduk dipinggir jalan karena tak dapat mengeyam
pendidikan. Tak berpikir jauh aku taat kala melihat mereka yang duduk
dibelantaran pinggir rel yang penuh dengan alunan musik. Lalu lalang kendaraan
para pemegang kekuasaan yang hanya bisa jadi tontonan. Bukan yang kupikirkan
mengenai mereka tentang pendidikan ?, tapi apakah mereka hari ini sudah makan
?. Melihat mereka ku langsung teringat dengan dongeng kakekku dulu yang
mengambarkan negeri ini gemah ripah lah jinawi, tanpa harus meminta mereka bisa
memakan apa yang dimiliki. Bohong ku dalam batinku berkata. Sampai kata bohong
ku ulangi tiga kali . cerita kakekku semuanya Bohong !!. Apa mungkin itu dulu
??. Aku penuh tanda tanya yang memenuhi otakku sampai ku kembali masuk pintu
asrama.
Kembali kupikirkan kejadian yang kutemui tadi dengan
cerita kakekku. Sambil berbaring, aku melamun mengenai negeriku yang tak
seperti dongeng kakekku. Tak terasa waktu sudah mulai petang dan banyak waktuku
yang terbuang karena memikirkan kondisi yang tak pernah ku bayangkan di negeri
yang katanya subur dan kaya akan sumber daya alam.
Tiba-tiba masuk seorang kawan menegurku karena melihat
aku murung dan melamun kaya orang yang tak punya harapan hidup seperti mereka
yang kulihat tadi. Ada apa kawan ? tanya dia seolah menenangkanku. Tak apa
kawan jawabku sambil menutupi kegelisahanku tadi ?, tak usah kau sembunyikan
dariku kawan aku sudah mengenalmu lama, ceritalah aku tahu kamu lagi ada
masalah. Sambil ku terangkan panjang lebar tentang kejadian yang ku lihat tadi
kepada kawanku itu. Ohhh soal itu to ?? sahut dia sambil belagak begok dan
pura-pura tak cuek karena tak ingin tau. Iya jawabku. Tak usah kau pikirkan hal
yang semacam itu, itu bukan urusanmu, itu urusan mereka yang duduk dibangku
senayan dan yang lalulang mengunakan kendaraan mewah yang sering mengejek saat
hujan. Lalu ketika kita tidak boleh memikirkan hal yang semacam itu, apa masih
kita ingin dijadikan manusia terbaik sahutku. Dia terdiam. Lalu dia bercerita:
begini kawan, sebetulnya negeri kita adalah negeri yang kaya, benar seperti apa
yang dikatakan kakekmu. Tapi sayang, dari dulu negeri kita dipimpin oleh
pemimpin yang tak punya hati kemanusiaan. Sehingga dijual semua kekayaan negeri
kita itu.
Mendengar cerita banyak dari kawanku itu membuatku benci
pada negeriku yang kejam. Negeri yang tak punya aturan kemanusiaan!!. Negeri
yang hanya mementingkan golongan sehingga lupa kepada yang bukan golongannya.
Sejak itu aku mulai benci dan tidak mau mengakui bahwa ini negeriku. Negeri ini
hanya negeri kaum burjuis, sedangkan aku ?. seorang anak desa yang berisikan
masa lalu tentang kesuburan tanah desaku. Aku adalah aku, yang ingin berjuang
membela hak-hak para kaum yang terasingkan dan sering dianggap sampah oleh
mereka yang duduk pada bangku nyaman kelas ekslusif yang katanya membela
hak-hak kaum tertindas. Aku ingin membela hak-hak yang menjadi korban
kebohongan dan korban kebejatan mulut para pembangkang.
Tabu memang negeriku, negeriku lucu, negeriku yang tak
seperti cerita-cerita kakekku dulu. Antar umat saling mencaci, yang
mengatasnamakan namakan agama, yang dianggap kaum intelektual, dianggap kaum
ulama’ malah ribut melulu.
Semakin jelas kelucuan negeriku seiring berpindahnya
waktu. Semua bayanganku dulu mengenai negeri yang tentram yang penuh kedamaian
itu seolah hanya cerita masa lalu. Negeriku memang lucu, tak bisa mengambil
pelajaran dari sejarah-sejarah penjajahan. Bagaimana bung tomo mengemborkan
takbir untuk berjuang mati-matian. Bagaimana soedirman yang berjuang walaupun
sakit-sakitan. Bagaimana diponegoro yang berjuang walau melawan kerajaan untuk
melawan penjajahan. Semua itu hanya sejarah yang telah dimakan waktu. Yang
hanya berhenti pada diskusi mahasiswa disudut-sudut warung kopi. Itu sejarah
dan itu masa lalu. Kata-kata ini sering terdengar dari mulut seorang yang
dikatakan intelektual. Apakah mungkin mereka lupa dengan penderitaan dan
perjuangan dulu ? sehingga semena-mena mengunakan kekuasaan ? sahutku dalam
hati
By : Muhammad Abdul
Qoni’ Akmaluddin
Mahasiswa aktif jurusan
PMI uin sunan kaijaga
08989343960
Minggu, 11 September 2016
Pemimpin
Ideal Berdasarkan Islam
Pemimpin
adalah seseorang yang menjadi koordinator bagi yang dipimpin, yang dipimpin
bisa meliputi diri sendiri, kelompok, organisasi, lembaga ataupun negara.
Kodrat manusia diciptakan Alloh dimuka bumi ini adalah untuk menjadi kholifah
atau pemimpin. Sudah sepatutnya sebagai hamba Alloh maka kita ketika mendasari
hukum atau memilih seorang pemimpin ideal harus didasarkan pada hukum atau
syarat yang telah ditentukan Alloh. Syarat menjadi seorang pemimpin yang paling
utama adalah islam. Sedangkan syarat lain untuk menjadi pemimpin dapat kita
lihat pada diri rosululloh yang mana harus mempunyai minimal tiga sifat yang
harus dimiliki antara lain shidiq,
amanah,dan fathonah.
Islam
menjadi syarat yang paling ideal untuk menjadi seorang pemimpin. Kenapa harus
islam? Islam adalah agama yang mencintai kedamaian, agama yang mempunyai kitab
Al- qur’an yang dijaga oleh Alloh dari awal diturunkan hingga nanti hari
kiamat. Semua kejadian yang ada dimuka bumi ini sudah diatur didalamnya mulai
dari yang lampau terjadi, telah terjadi ,ataupun yang akan terjadi. Sebagai agama yang masih suci islam
mengatur segala bentuk aspek yang berupa ibadah, baik itu ibadah yang
berhubungan langsung dengan Alloh ataupun yang berhubungan dengan manusia,
dengan hukum-hukum dan balasan yang sudah diterangkan pula. Ketika pemimpin itu
berislam, kenapa harus berislam? Bukan hanya islam ! inilah yang sering menjadi
masalah dinegeri ini. Karena islam bukan hanya sebagai formalitas agama untuk
mendapatkan legitimasi islam biar semua orang percaya bahwa mereka adalah umat
islam artinya sama dengan yang benar-benar menjalankan syariat islam .
Sedangkan berislam yang saya maksud adalah mereka yang menyerahkan dirinya
kepada islam baik itu berupa tingkah laku atau amaliahnya, berbicara atau
ucapan,dan yang lainnya. Yang mana itu semua harus didasarkan atas dasar islam.
Selain itu islam adalah agama yang menjadi satu-satunya agama yang mencintai
kedamaian, kedamaian terhadap saudara seiman dan seislam ataupun kedamaian
secara bermasyarakat atau bernegara dengan berbeda agama.
Selain
islam yang menjadi aspek penting untuk menjadi seorang pemimpin ideal adalah
shidiq. Shidiq dalam kamus bahas arab biasa diartikan benar. Akan tetapi dalam
konteks kreteria pemimpin yang dimaksud rosululloh bukan hanya benar tapi ada
makna yang lebih mendalam dari kata shidiq itu sendiri. Rosululloh sebelum
menjadi seorang pemimpin atau utusan Alloh beliau sudah mendapat gelar dari
masyarakat arab Al amin. Al amin sendiri artinya jujur atau dapat dipercaya,
bukan hanya jujur dalam berkata, akan tetapi beliau juga dapat dipercaya dengan
apa yang dikatakan. Karena rosululloh tidak banyak janji seperti yang terjadi
dinegeri kita, para pemimpin negeri ini terlalu banyak yang menjadi seorang
penyair atau penyanyi sehingga apa yang dikatakanya terkesan benar dan sangat
sombong mereka untuk bisa merealisasikan hal tersebut. Sebagaimana seorang
penyair yang sangat bisa menghipnotis kita untuk terbawa dengan kata-kata yang
diucapkannya. Padahal yang diucapkannya hanyalah sebuah kepalsuan belaka atau
bak dinegri dongeng untuk dapat direalisasikan kebijakan dan janji-janjinya.
Karena janji itu akan lebih mendekatkan kita terhadap kamuflasi atau khayalan
belaka dan lebih dekat dengan kebohongan ataupun dusta.
Selain
islam dan shidiq, amanah juga merupakan faktor penting untuk menciptakan atau
membentuk pemimpin yang ideal. Pasalnya di indonesia sendiri banyak sekali para
pemimpin yang tidak amanah atas apa yang dipercayakan rakyat kepadanya.
Kepercayaan yang seharusnya menampung dan membela hak-hak aspirasi rakyat malah
disalah gunakan untuk membela perutnya sendiri sehingga muncullah istilah
korupsi berjamaah atau korupsi yang membudaya. Mendengar istilah korupsi yang
membudaya ironi memang pandangan dunia terhadap negeri ini. Negeri yang dikenal
dengan negerinya para santri sehingga menjadi kiblat atau acuan dunia untuk
belajar islam, meneliti peradaban islam dinegeri ini seolah-olah pupus atau
sirna ketika mendengar istilah korupsi berjamaah atau korupsi yang membudaya
dinegeri ini. Untuk itu lebih baik lagi kita kembalikan semuanya kepada islam,
nilai-nilai islam yang sangat mulia ketika kita terapkan dinegeri yang kita
cintai untuk menciptakan negeri yang baldatun toyyibatun wa roobul goffur
seperti yang diimpikan rakyat.
Fatonah atau cerdas merupakan faktor yang
sangat penting untuk menciptakan pemimpin yang ideal. Pasalnya seorang pemimpin
dituntut profesional atau tanggung jawab dalam menjalani tugas. Kecerdasan
pemimpin akan mempengaruhi perubahan bagi bangsa tersebut tentunya juga
didasarkan atas dasar hukum islam. Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab
besar terhadap yang dipimpimpinnya untuk itu kerja profesional pemimpin
sangatlah dibutuhan, tentunya didukung dengan kecerdasan pola pikir, kecerdasan
dalam mengambil sikap dan yang lainnya. Sehingga dapat menentukan arah yang
dipimpinnya. Maka dari itu tidak semua orang bisa menjadi pemimpin karena
profesionalitas pemimpin sangatlah penting.
Biografi penulis : M Abdul Q.A lahir dirembag
12 mei 1997 sedang menempuh pendidikan sarjana di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
sekarang tinggal di jalan I Dewa Nyoman Oka nomer 28 Kota Baru Yogyakarta
(Asrama Masjid Syuhada), Fb: Muhammad Abdul Qoni Akmaluddin
WA : 08989343960
Blog : akmalkecil.blogspot.com
Rabu, 07 September 2016
Gagal Masuk UIN
Sunan Kalijaga Karena Tingginya UKT
Oleh :
Muhammad Abdul Qoni’ Akmalluddin
Muhammad Abdul Qoni’ Akmalluddin
Uang
Kuliah Tunggal atau yang biasa disebut UKT adalah sebuah sistem pendidikan baru
yang diterapkan pemerintah guna untuk meminimalisir tingkat angka putus
sekolah. Uang Kuliah Tunggal ini diterapkan diPTN berdasarkan Permendikbud No.
55 Tahun 2013 tanggal 23 Mei 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal (BKT) digunakan
sebagai dasar penetapan biaya yang dibebankan kepada mahasiswa masyarakat dan
pemerintah. Dikti mengeluarkan Surat Edaran
No. 97/E/KU/2013 tentang Uang Kuliah Tunggal yang berisi permintaan
Dirjen Dikti kepada Pemimpn PTN untuk menghapus uang pangkal dan Uang Kuiah
Tunggal(UKT) bagi mahasiswa baru program S1 reguler mulai tahun akademik
2013/2014.
Keputusan ini dikeluarkan oleh Kemendikbud atas dasar
pembukaan UUD 1945 alenia empat Pemerintah Negara Indonesia yang berbunyi “Melindungi
segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia”. Dari alenia keempat inilah pemerintah ingin menyamaratakan
pendidikan bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia baik itu dari kalangan
menengah ke atas ataupun kalangan menengah ke bawah. Dengan diterapkannya
sistem UKT inilah diharapkan pendidikan yang berkeadilan dapat diterapkan.
Dengan tujuan subsidi silang yang artinya masyarakat golongan menengah ke atas
( kaya) mendapatkan UKT tinggi begitu pula sebaliknya bagi masyarakat golongan
menengah kebawah dapat tertolong dengan adanya sistem subsidi silang atau
sistem UKT.
Namun realitanya tidak semua sesuai dengan
harapan. Fakta berkata bahwa selama subsidi silang yang diterapkan pemerintah
atau birokrasi kampus ini malah dijadikan sebagai alat oleh penguasa untuk
mendapatkan keuntungan sebanyak banyaknya. Penggolongan UKT yang berdasarkan
data yang diinput secara online ketika registrasi seperti bukti pembayaran PBB,
slip gaji orang tua, biaya listrik bulan terakhir, biaya PDAM perbulan, jumlah
tanggungan orang tua dan masih banyak lagi. Sebelumnya mahasiswa tidak tahu
pengaruh dari data tersebut mengakibatkan pengaruh pada pengolongan UKT yang
nantinya berimbas pada tingginya biaya semester. Pihak kampus yang sebelumnya
tidak memberikan arahan bahwa data tersebut mempengaruhi UKTnya kadang kala
mahasiswa baru hanya mengisi data sebagai formalitas dan pihak kampusnya
sendiri menetapkan biaya UKT hanya berdasarkan data online tanpa melakukan
survei sebelumnya terhadap keluarga tersebut.
Tingginya biaya UKT yang harus dibayarkan
mahasiswa berdasarkan data yang diinput tersebut yang mengakibatkan tidak
sesuainya biaya UKT yang dibayarkan dengan pendapatan oarang tua dan dianggap
sangat toleran. Pihak kampus memaksa mahasiswa harus membayarnya dan apabila
mahasiswa keberatan dengan biaya UKT tersebut berartti boleh mengundurkan diri.
Hal inilah yang dinamakan komersialisasi pendidikan. Dimana kampus memaksa kepada
mahasiswa baru untuk membayar UKT yang tidak sesuai. Inilah keadaan Indonesia
sekarang, semua yang diharapkan sudah melenceng atau menyalahi daripada cita
cita negara yang terdapat pada Pembukaan UUD 1945 alenia 4 yang berbunyi
melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Komersialisasi
pendidikan yang sekarang menjadi buah bibir dimasyarakat, urusan politik yang
mencampuri pendidikan mengakibatkan semakin jelasnya sistem pendidikan
indonesia yang bobrok. Pemerintah yang memberikan kebebasan kepada pihak kampus
untuk menentukan berapa banyak biaya pendidikan yang harus dibayarkan mahasiswa
baru mengakibatkan banyak indikasi untuk tingkat kecurangan. Pihak kampus juga
diberi kebabasan untuk memberikan UKT kepada mahasiswa yang keterima lewat
jalur mandiri, sehingga mahasiswa dikenakan UKT minimal golongan dua. Padahal
pihak kampus membuka penerimaan mahasiswa baru paling banyak lewat jalur
mandiri. Artinya kampus memanfaatkan kesempatan ini dengan mengambil keuntungan
yang sebanyak banyaknya dari jumlah UKT yang tidak sesuai dengan pendapatan
orang tua lagi.
Arta
Wijaya selaku presiden mahasiswa UIN Sunan Kalijaga menegaskan ada salah satu
mahasiswa baru yang sudah diterima disalah satu jurusan di UIN Sunan Kalijaga
tapi tidak diambil artinya dia gagal masuk UIN Sunan Kalijaga dikarenakan
tingginya biaya UKT yang harus dibayarkan per semesternya yang tidak dapat
ditoleran lagi. Arta Wijaya mendapatkan pesan pula dari salah satu mahasiswa
baru yang gagal masuk UIN dikarenakan tingginya biaya UKT yang ditetapkan. Dia
mengemukakan bahwa setuju mengenai aksi penolakan mahasiswa yang menolak sistem
UKT yang tidak transparan ditetapkan diUIN Sunan Kalijaga.
Berdasarkan
keterangan dari salah satu mahasiswa baru fakultas syariah dan hukum UIN Sunan
Kaijaga sistem UKT yang ditetapkan oleh pihak kampus sangatlah tidak adil.
Pasalnya UKT yang ditetapkan kepada calon mahasiswa baru yang keterima lewat
jalur SNMPTN berbeda dengan yang diterima lewat jalur SBMPTN dari jumlah angka
yang harus dibayarkan meskipun dengan UKT yang sama. Berdasarkan keterangan
tersebut jumlah angka yang harus dibayarkan mahasiswa per semesternya lewat
jalur SNMPTN pada golongan UKT dua lebih mahal daripada SBMPTN yang sama juga
mendapat UKT golongan dua. Berdasarkan data yang ada bahwa UKT yang ditetapkan
UIN Suka untuk golongan dua pada jurusan Ilmu Hukum fakultas syariah dan hukum
adalah 2.005.000 sedangkan pada jalur SBMPTN biaya UKT yang dibebankan kepada
mahasiswa baru yang dalam hal ini sama golongan dua hanya 1.415.000. Artinya dari pihak kampus sendiri belum bisa
kompeten dalam menetapkan keputusan.
Akibat
dari sistem yang belum bisa maksimal, sehingga mengakibatkan terjadinya rasa
iri dalam diri mahasiswa itu sendiri. Mereka yang merasa dibedakan dalam segi
angka yang harus dibayarkan persemester dengan fasilitas yang sama dengan
golongan UKT yang sama pula. Ketidak transparan sistem itulah yang
mengakibatkan terjadinya kesalahan atau ketidak sesuaian mahasiswa terhadap
jumlah uang yang harus dibayarkan per semesternya.
UKT yang
seharusnya bisa menjadi alat pemerintah untuk mensejahterakan masyarakatya
melaui pendidikan yang berkeadilan masih belum bisa maksimal. Kurangnya kontrol
dari pemerintah terhadap regional kampus yang sering kali dimanfaatkan kampus
untuk meraih untung sebanyak banyaknya. Ketidak thuan mahasiswa baru tentang
bagaimana cara pengolongan UKT yang sering kali menjadi persoalan tentang
tingginya biaya UKT yang harus dibayarkan yang tidak sesuai dengan pendapatan
orang tua mereka.
Pendidikan
Sebagai Alat Perubahan
Pendidikan
menurut ( UU SISDIKNAS NO.20 tahun 2003)
adalah unsur sadar atau terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat (wikipedia). Pengertian diatas menerangkan bahwa pendidikan adalah
sarana untuk mengembangkan diri atau mengali potensi diri yang masih belum
terlihat. Adapun saranauntuk mengembangkan diri atau menggali potensi diri ada banyak diantaranya
adalah pendidikan formal baik yang berbasis pendidikan konvensional maupun
pendidikan modern, balai latihan kerja atau BLK, sanggar, pondok pesantren dan
yang lainnya masih banyak lagi untuk mengembangkan potensi diri. Artinya
pendidikan itu tidak dituntut harus berada dalam rumpun pendidikan formal dari
TK, SD , SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Pasalnya banyak sekali media atau sarana
untuk mengembangkan diri.
Salah
satu faktor yang mendasari penulis untuk membahas atau mengangkat tema ini
antara lain masih banyak orang beranggapan atau berpersepsi bahwa pendidikan
hanyalah pendidikan yang berada disekolah atau dikampus. Sehingga munculah banyak sekolahan, dan kampus kampus baru yang
didirikan. Mereka berlomba lomba untuk mendirikan gedung yang menunjang
pendidikan, sehingga pendidikan keluar dari difinisi asli yang dikeluarkan
kementerian sebagai sarana pengembangan diri malah menjadi sarana pemuasan diri
atau bisnis. Dari penyalah gunaan kepntingan pendidikan tersebut akhirnya semua
orang ingin berlomba lomba untuk menempuh pendidikan formal tanpa melihat
bakat, kemampuan yang bisa dikembangkan. Kebanyakan dari mereka mengenyam pendidikan
formal hanya sebagai tuntutan zaman karena semua bentuk pekerjaan melihat dari
seberapa tinggi merekamal dalam menempuh
pendidikan formalnya bukan karena profesionalitas atau kemampuan yang mereka
miliki. Akhirnya munculah banyak pengganguran yang terdidik katanya.
Pendidikan
dikembalikan kepada difinisi asli pendidikan akan menjadi sarana perubaan yang
baik bagi negeri ini. Masyarakat tidak dituntut untuk mengenyam pendidikan
formal setinggi tingginya sehingga tidak muncul lagi istilah belajar dipendidikan
formal karena terpaksa dan yang lainnya. Seharusnya negara memberikan sarana
pendidikan secara adil artinya apa negara tidak menuntut semua harus mengenyam
pendidikan formal akan tetapi memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan diri
sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga profesionalitas dalam berkarya
dapat dipertanggung jawabkan.
Munculnya
masalah sosial pada saat ini kebanyakan dari masyarakat ataupun birokrasi
menyalahkan kepada pemuda. Pemuda yang diharpakan bisa menjadi penerus bangsa
malah merusak bangsa. Padahal ini semua terjadi karena pembatasan negara kepada
pemuda untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki. Pemuda yang dituntut
dengan pendidikan formal yang setinggi tingginya mengakibatkan setres dan
akhirnya mereka melakukan tindakan yang melanggar hukum, baik itu hukum maupun
hukum norma. Pemerintah yang harusnya memberikan atau memenuhi sarana
pendidikan bagi mereka yang sesuai dengan bakat mereka sehingga mereka dapat
mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Mangembalikan
fungsi pendidikan pada aslinya merupakan faktor penting untuk memajukan negara
dan menciptkan generasi yang gemilang dimasa depan. Sehingga bisa terkuranginya
angka penganguran dan kriminalitas. Sehingga tidak muncul istilah keterpaksaan
dalam pendidikan. Genarasi emas negeri dapat ditentukan seberapa banyak pemuda
yang bisa tersalurkan bakat dan minatnya dalam sarana pengembangan potensi diri
yang biasa disebut pendidikan. Supaya masyarakat tidak salah anggapan mengenai
pendidikan dan anak yang kurang maksimal dalam menerima pelajaran supaya tidak
takut dengan pendiidikan. Pendidikan memang tempatnya orang pandai, pandai
bukan hanya bermakna sempit yang kebanyakan menilai pada tingginya nilai yang
diperoleh dalam semester ataupun seorang yang juara kelas akan tetapi pandai
atau cerdas dalam bidang yang dikuasainya sehingga bisa memaksimalkannya.
Langganan:
Postingan (Atom)